Inilah Wanita Dengan Mahar Pernikahan “Termahal” di Dunia…
![]() |
0878.3851.7111(XL),Mahar Nikah,Mahar Nikah Uang |
Syarat utama bagi seorang laki-laki agar bisa menikahi wanita
adalah menyiapkan maharnya, dan mahar adalah haknya seorang wanita. Setiap
wanita berhak meminta mahar apapun kepada calon suaminya, jika sang calon suami
tak mampu memenuhinya maka hilanglah kesempatan laki-laki tersebut untuk bisa
mempersunting si wanita untuk menjadi istrinya.
Menjadi
parameter kesiapan menikah bagi seorang laki-laki yang akan menikah adalah
kesiapan memenuhi mahar yang diminta oleh wanita calon istrinya. Betapapun
besarnya cinta, berapapun banyaknya harta tak akan mampu menguasai seorang
wanita jika seorang laki-laki tak mampu memenuhi mahar yang diminta oleh calon
istrinya. Sebagaimana kisah seorang wanita mulia Ruimasha’ Ummu Sulaim
binti Malhan bin Khalid yang lebih akrab dipanggil dengan ‘Ummu Sulaim, beliau
adalah ibunda seorang sahabat terbaik Rasulullah SAW yang meriwayatkan banyak
hadits Anas Bin Malik.
‘Ummu
Sulaim terkenal dengan kebaikan hatinya, kemuliaannya dalam menjaga kehormatan
serta keteguhannya dalam mendidik dan membesarkan anaknya Anas bin Malik
sepeninggal Malik . Hingga suatu ketika pesona kebaikan ‘Ummu Sulaim membuat
tertarik hati seorang laki-laki hartawan Abu Thalhah namanya. Abu Thalhahpun
datang menemui ‘Ummu Sulaim menyampaikan maksud hatinya untuk memperistri ‘Ummu
Sulaim, tak lupa juga dengan harta berlimpah yang dia miliki untuk menakhlukkan
hati ibundanya Anas bin Malik ini.
Menanggapi
kedatangan Abu Thalhah dengan mahar termahal dan terbaik yang dimilikinya Ummu
Sulaim berkata ”
Sungguh tak pantas bagiku menikah dengan seorang musyrik. Apakah engkau tahu
wahai Abu Thalhah, sesungguhnya tuhan-tuhanmu dibuat oleh seorang budak dari
keluarga si fulan. Tahukah engkau bahwa tubuh tuhan-tuhanmu itu akan terbakar
bila kalian membakarnya dengan api”.
Mendapati
jawaban sedemikian rupa terkejutlah Abu Thalhah, tak disangka olehnya kalau
mahar terbaik yang dibawanya akan ditolak mentah oleh wanita yang sangat
dicintainya. Tak menyerah dengan penolakan pertama akhirnya Abu Thalhah mencoba
datang kembali dengan mahar yang lebih banyak, lebih mewah, lebih istimewa
serta janji-janji yang lebih menggiurkan agar mampu meluluhkan hati ‘Ummu
Sulaim dan menerima lamarannya.
Dan,
ternyata cinta Abu Thalhah masih bertepuk sebelah tangan lamarannya ditolak
lagi untuk yang kedua kalinya sembari berkata, “Sebenarnya laki-laki sepertimu
tidak patut ditolak, wahai Abu Thalhah. Akan tetapi engkau adalah laki-laki
kafir dan aku wanita muslimah. Tidak layak bagiku menikah denganmu.”
Abu
Thalhah bertanya, “Lantas
apa keinginanmu?”
‘Ummu
Sulaim balik bertanya, “Apa
keinginanku ?”
Abu
Thalhah bertanya, “Yang
kuning (emas) atau yang putih (perak) ? “
‘Ummu
Sulaim berkata lagi “Aku
tidak menginginkan emas atau perak, yang kuinginkan adalah keislamanmu”
Abu
Thalhah bertanya, “Pada
siapa aku mendapatkan itu.”
‘Ummu
Sulaim menjawab, “Engkau bisa mendapatkannya
dari Rasulullah SAW.” Maka
segeralah Abu Thalhah menemui Rasulullah untuk berislam. Setelah berislam
barulah dia bisa menikahi ‘Ummu Sulaim, Islam adalah mahar pernikahannya. ‘Ummu
Sulaim mengajarkan pada banyak wanita hingga akhir zaman agar tak mudah silau
oleh indahnya rupa dan banyaknya harta dan tak mudah terpedaya oleh bujuk rayu
dan kuatnya cinta. Kemuliaan agama haruslah tetap menjadi hal utama dan
pertama.
Ummu
Sulaim memberi teladan pada banyak wanita agar menjadikan pernikahan hanyalah
jalan untuk menjadi semakin taat pada Allah SWT, pernikahan adalah jalan untuk
semakin dekat dengan Allah SWT maka salah satu syarat utamanyapun adalah
memilih calon suami yang akan semakin mendekatkan dirimu pada Allah SWT.
“Mungkin banyak laki-laki yang
tampan menghampirimu, banyak laki-laki berharta ingin meminangmu, banyak
laki-laki hebat ingin mempersuntingmu maka pilihlah laki-laki yang jika kamu
menikah dengannya syurga terasa semakin dekat”
Evy Souvenir, pusat
pernak-pernik pernikahan terbaik di Yogyakarta
Telp : 0878.3851.7111
SMS/WA : 0878.3851.7111
Pin BBM : 5CD315F5
Posting Komentar